Identitas Pembuat Blog
Nama Lengkap : Stevanus
Tempat lahir : Batam
Tanggal lahir : 23 september 1994
umur : 19 tahun
Kelas : XII
Jurusan : Multimedia
sekolah : SMK Kolese Tiara Bangsa
Alamat E-mail : Stevanus 2309@yahoo.com
Alamat Rumah : Batam Center Greenland blok F1-3
Motto Hidup : Kegagalan hanya terjadi bila kita Menyerah
Kamis, 14 Maret 2013
Pendidikan di Sekolah Smk Kolese Tiara Bangsa
SELAMAT DATANG DI SMK KOLESE TIARA BANGSA
SMK Kolese Tiara Bangsa Batam, yang disingkat dengan SMK KTB adalah salah SMK yang bergerak di bidang: Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Multimedia. Pendidikan yang berkualitas dan pembinaan karakter menjadi agenda utama dalam menjalankan aktivitas pendidikan.
Beberapa prestasi yang membanggakan yang sudah diraih SMK KTB adalah;
1. Juara I, LKS se-Kota Batam, Bid. Multimedia, Thn. 2011
2. Juara I, Boanerge Idol, Thn. 2009
3. Juara II, LKS se-Prov. Kepri, Bid. Multimedia, Thn. 2011
4. Juara III, LKS se-Kota Batam, Bid. Akuntansi, Thn. 2010
5. Juara III, English Teacher Training BNPS, Thn. 2009
Tentunya sederet prestasi ini turut mengharumkan SMK KTB dalam dunia pendidikan. SMK KTB kedepannya terus berbenah dengan program-program yang jitu, sehingga SMK KTB akan lebih maju dan menjadi harapan masyarakat terhadap pencapaian cita-cita anak bangsa di masa mendatang.
SMK KTB merupakan smk yang sedang berkembang dan telah mampu bersaing dengan sekolah -sekoan lainnya,secara akademik / Non akademik
Program yang ada di smk kolese tiara bangsa
1. ENGLISH DAY memilih dalam 1minggu menggunakan bahasa inggris upacara bendera dalam bahasa inggris
2. Buletin sekolah DWI mingguan yag dikerjakan oleh TEAM jurnalist sekolah .
3. Pemilihan Osis menggunakan sistem Pemerintahan ( PEMILU )
4. Pemilihan Eksul yang di perioritaskan .
5. Akan menerapkan bursa kerjayang menyalurkan lulusan .
pola pendidikan di SMK KOLESE TIARA BANGSA mengintegtrasikan hardskill dan softskill , dimana nilai-nilai karakter merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran dan pembiasan sehari-hari siswa di sekolah .Sedangkan program pembelajaran disusun sedemikian rupa sehingga teori , praktek sekolah dan praktek di lapangan dilaksanakan secara propesional dengan bimbingan 19 orang guru profesional dari latar belakang keilmuan yang beragam dan praktisi,serta 6 orang staff sekolah yang selalu siap membantu kelancaran pendidikan di SMK KOLESE TIARA
BANGSA.
Wajah buruk pendidikan di indonesia
WAJAH BURUK PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh : Neneng Hermawati
Menjadi
bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh
setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan
adalah pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa
dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, sebab pendidikan
merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari
proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat
mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus
dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Seperti sandang, pangan, dan papan, Namun,
sangat miris rasanya melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Berbagai masalahpun timbul, mulai dari sarana yang tidak memadai,
membengkaknya anak putus sekolah, kurikulum yang gonta-ganti,
ketidakprofesionalan para pendidik, sampai kepribadian peserta didik
yang jauh dari yang diharapkan.
Bila
dilihat dari segi kualitas pendidikan kita, menurut penelitian Human
Development Indeks (HDI) tahun 2004, Indonesia berada di urutan ke 111
dari 175 negara. Begitupun menurut majalah Asia Week yang melakukan
penelitian terhadap Universitas terbaik di Asia, dalam majalah ini
disebutkan bahwa tidak satupun Perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam
20 terbaik. UI berada di peringkat 61 untuk
kategori universitas multidisiplin, UGM diperingkat 68, UNDIP
diperingkat 77, Unair diperingkat 75, sedangkan ITB diperingkat 21 untuk
universitas sains dan teknologi, kalah dibandingkan universitas
nasional sains dan teknologi Pakistan. Selain itu dilihat dari
kepribadian perilaku pelajar kita, tidak sedikit dari mereka yang
tawuran antar sekolah atau antar perguruan tinggi, penyalahgunaan
narkoba, pergaulan bebas, ataupun perilaku mereka yang sudah tergolong
dalam tindak kriminal. Seperti geng motor yang kebanyakan anggotanya
masih berstatus pelajar.
Beginilah wajah buruk pendidikan kita, setidaknya bila kita cermati terdapat dua faktor yang
mempengaruhi gagalnya pendidikan yang berlaku di Indonesia. Pertama,
paradigma pendidikan nasional. Kedua, mahalnya biaya pendidikan. Diakui
atau tidak sistem pendidikan yang berlaku saat ini adalah sistem
pendidikan yang memisahkan peranan agama dari kehidupan. Hal ini dapat
terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab ke VI
tentang jalur jenjang dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15
yang berbunyi “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, advokasi, keagamaan, dan khusus. Adanya pembagian
pendidikan umum dan keagamaan yang terdapat pada pasal tersebut
memberikan gambaran bahwasanya pendidikan kita memang dikotomi.
Pendikotomian pendidikan melalui kelembagaan dapat terlihat dari
pendidikan agama terdapat pada madrasah-madrasah, institut agama, dan
pesantren. Dan lembaga-lembaga tersebut dikelola oleh Departemen Agama.
Sementara pendidikan umum melalui Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,
Kejuruan, serta Perguruan Tinggi dikelola oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Sistem pendidikan seperti ini tentu saja tidak akan melahirkan
peserta didik ayang memiliki kemamapuan menjawab tantangan perkembangan
melalui penguasaan sains dan teknologi sekaligus juga memiliki
kepribadian berupa perilaku yang mulia. Padahal tujuan pendidikan
nasional sendiri adalah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Saat ini mungkin
tidak sedikit dari output peserta didik kita yang berhasil menguasai
sains dan teknologi melalui pendidikan umum, namun tidak sedikit
diantara mereka yang kurang memiliki kepribadian yang mulia. Apalagi
saat ini ukuran kelulusan peserta didik hanya dinilai dari Ujian
Nasional (UN) saja, artinya para peserta didik hanya ditujukan untuk
menguasai materi saja tanpa nilai spiritualnya. Disisi lain, mereka yang
belajar di pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan secara
relatif memiliki kepribadian baik, tapi tidak sedikit diantara mereka
yang buta terhadap perkembangan sains dan teknologi. Akhirnya,
sektor-sektor modern seperti perdagangan, industri, jasa dan lain-lain
diisi oleh orang yang relatif awam terhadap agama.
Permasalahan
mengenai biaya pendidikan pun ikut menambah buramnya kualitas
pendidikan kita. Di zaman sekarang memang untuk memperoleh pendidikan
yang berkualitas baik harus menelan biaya yang tidak sedikit. Masyarakat
yang kurang mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang kualitas
pendidikannya bagus terpaksa hanya mendapatkan di sekolah yang terbatas
sarana dan prasarananya. Di daerah-daerah banyak sekolah yang kurang
berfungsi dengan baik, diantaranya kerusakan bangunan, sarana terbatas,
namun dengan kondisi tersebut mereka tidak putus semangat untuk tetap
terus belajar walaupun dengan fasilitas seadanya. Tidak dipungkiri bahwa
tiap tahunnya, setiap jenjang pendidikan terus mengalami kenaikan biaya
pendidikan, akibatnya banyak diantara mereka yang putus sekolah, atau
bahkan tidak sekolah karena terhalang masalah biaya. Bagaimana mungkin
tetap mencapai tujuan nasioanal yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa ?!
Memperoleh pendidikan pun sulit untuk diperoleh !
Oleh karena itu, perlu adanya penyelesaian problem pendidikan secara mendasar yaitu dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh mulai dari merubah paradigma pendidikan nasional yang memisahkan pendidikan umum dengan pendidikan agama, menjadikan peranan agama sebagai landasan dalam proses pendidikan. Pendidikan agama tidak hanya diberikan satu kali dalam seminggu tapi juga harus dijadikan dasar atau landasan bagi mata pelajaran lainnya, sehingga akan melahirkan peserta didik yang tidak hanya menguasai sains dan teknologi tapi juga memiliki akhlak yang baik. Selain itu juga untuk mengatasi komersialisasi pendidikan diperlukan peranan negara dalam hal ini pemerintah untuk melakukan upaya yang sistematis merubah paradigma pendidikan yang komersial dengan menyediakan sarana dan sarana pendidikan yang memadai, bermutu tinggi, dengan biaya yang dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat tanpa ada perbedaan berdasarkan kualitas pendidikan ditentukan oleh berapa besar biaya pendididkan yang dikeluarkan. Peran serta pemerintah ini sebenarnya sebagai bagian dari pelayanan terhadap masyarakat dalam hal mencapai tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian dari perubahan tersebut akan melahirkan peserta didik yang berkualitas sehingga mampu memegang peranannya sebagai generasi penerus bangsa yang akan membawa pada kemajuan.
Langganan:
Postingan (Atom)